Selasa, 02 Desember 2008
Belajar Melayani pada Paduan Suara Caecilia (usia 58 th)
Memuji Tuhan Selamanya !!!
Penghargaan Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya
untuk Paduan Suara Caecilia (tertua dalam Pelayanan) 58 tahun
& dirigen tertua Ibu Agus Yani (80 tahun)
Mungkin ini baru yang pertama di Keuskupan Surabaya, Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya memberikan penghargaan kepada Paduan Suara Caecilia tertua dalam Pelayanan di Paroki ini sejak tahun 1950 (sudah 58 tahun), dan penghargaan kepada seorang dirigen / pelatih Koor tertua yaitu Ibu C. Agus Yani yang berusia 80 tahun. Romo Y. Eko Budi Susilo dalam kotbah dan sambutannya berulang kali menyampaikan kekagumannya kepada Paduan Suara Caecilia yang terdiri dari ibu-ibu yang sebagian besar usianya di atas 50-an tahun. Berkat kesetiaan dalam pelayanan , ketelatenan para pengurus, dirigen, dan tentunya berkat rahmat Tuhan yang luar biasa mereka dapat bertahan sampai saat ini. Suaranya pun tidak kalah dengan yang muda-muda. Masih Cliiing, dan melengking bak suara-suara malaikat di surga.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Romo Eko Budi Susilo Kepala Paroki HKY dalam rangka Pesta nama St. Caecilia (Sesilia) pelindung Paduan Suara dan pelayan musik gerejawi. Dalam pesta nama ini dihadiri oleh 600-an umat yang terdiri para dirigen, organis, anggota koor, pemazmur, lektor, assiten imam, dewan paroki dan para undangan lainnya. Dengan diawali misa kudus pukul; 18.00 dan dipimpin langsung romo kepala Paroki. Misa berlangsung meriah dan mengesankan karena 95 % umat di dalam gereja adalah orang-orang koor, sehingga setiap nyanyian betul-betul diikuti oleh umat yang hadir. Penulis sebagai dirigen umat dengan organis Amelinda sungguh terkesan dengan partisipasi umat yang begitu mempesona. Tak terbayangkan bila hal ini selalu terjadi setiap sabtu dan minggu di semua gereja Katolik. Umat secara aktif ikut bernyanyi, secara meriah memuji Tuhan. (Hanya kapan ya ?)
Setelah perayaan Misa dan pemberian penghargaan, dilanjutkan dengan ramah-tamah dan makan malam bersama di samping gereja dengan dihibur penyanyi-penyanyi gereja, Esti, Yolita, Ino, dengan iringan keybordis bapak Ongky yang sangat berpengalaman. Bahkan Bapak dan Ibu Agus Yani pun tak ketinggalan menyanyikan lagu semi klasik O Solemio (matahariku) yang merupakan lagu kenangan mereka berdua ketika masih pacaran tahun 50-an.
Paduan Suara Caecilia yang awalnya di dirigeni oleh Ibu Probo (kakak Ibu agus Yani) dan berlatih di Jalan Kahuripan ini, kemudian dilanjutkan oleh Ibu Agus Yani tahun 1976 sampai sekarang. Sebagai paduan suara yang terdiri dari kaum hawa saja , kelompok ini pantas diberi acungan jempol dalam pelayanannya di Paroki HKY. Meski sudah tergolong sepuh-sepuh, namun Ps ini sungguh bisa menjadi contoh bagi koor-koor yang ada. Selain rajin dalam berlatih dan pelayanan misa di gereja yang sebulan sekali dan mengisi pemberkatan pernikahan , PS yang diperkuat lebih kurang 25-30 ibu-ibu ini juga berkali-kali menjadi paduan suara pengisi kekosongan apabila ada kelompok koor yang tiba-tiba berhalangan tanpa sebab yang jelas. Seperti yang disampaikan Bu Parto (sie Paduan Suara) HKY ,”Keberadaan Koor Caecilia ini sungguh perlu menjadi contoh bagi yang lain, saya sangat berterima kasih kepada Koor ini karena sering menjadi jujugan sebagai koor pengganti, bila tiba-tiba misa minggu tidak ada koornya. Bahkan pernah sabtu siang diberitahu, minggu pagi langsung menyanyi di gereja misa pukul 07.15 atau 09.15. Hal ini bukan hanya sekali , dua kali saja, tetapi berulang kali dan bertahun-tahun terjadi.“
Sukses selalu untuk Paduan Suara Caecilia, dan Ibu Agus Yani, Maju terus dalam pelayanan Tuhan memberkati. Semoga langkah yang ditempuh Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya ini memberi inspirasi untuk paroki-paroki yang lain untuk memberikan apresiasi kepada pelayan-pelayan musik gereja yang tentunya bisa menjadi contoh bagi yang lain. Dan semoga keberadaan Paduan Suara Caecilia dan pelayanan Ibu Agus Yani, akan memacu semangat para pelayan musik gereja untuk senantiasa setia , bertekun, dan sabar dalam pelayanan. Ternyata kualitas bernyanyi saja belum cukup untuk mengukur paduan suara bisa dikatakan luar biasa. Namun proses waktu akan juga menentukan paduan suara kita. Masih setia atau tidak. Semoga masih…, melayani dan memuji Tuhan Selamanya. Amin. (Yulius Kristanto, S.S.
-Bidang Musik Liturgi HKY & Komlit KS).
Penghargaan Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya
untuk Paduan Suara Caecilia (tertua dalam Pelayanan) 58 tahun
& dirigen tertua Ibu Agus Yani (80 tahun)
Mungkin ini baru yang pertama di Keuskupan Surabaya, Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya memberikan penghargaan kepada Paduan Suara Caecilia tertua dalam Pelayanan di Paroki ini sejak tahun 1950 (sudah 58 tahun), dan penghargaan kepada seorang dirigen / pelatih Koor tertua yaitu Ibu C. Agus Yani yang berusia 80 tahun. Romo Y. Eko Budi Susilo dalam kotbah dan sambutannya berulang kali menyampaikan kekagumannya kepada Paduan Suara Caecilia yang terdiri dari ibu-ibu yang sebagian besar usianya di atas 50-an tahun. Berkat kesetiaan dalam pelayanan , ketelatenan para pengurus, dirigen, dan tentunya berkat rahmat Tuhan yang luar biasa mereka dapat bertahan sampai saat ini. Suaranya pun tidak kalah dengan yang muda-muda. Masih Cliiing, dan melengking bak suara-suara malaikat di surga.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Romo Eko Budi Susilo Kepala Paroki HKY dalam rangka Pesta nama St. Caecilia (Sesilia) pelindung Paduan Suara dan pelayan musik gerejawi. Dalam pesta nama ini dihadiri oleh 600-an umat yang terdiri para dirigen, organis, anggota koor, pemazmur, lektor, assiten imam, dewan paroki dan para undangan lainnya. Dengan diawali misa kudus pukul; 18.00 dan dipimpin langsung romo kepala Paroki. Misa berlangsung meriah dan mengesankan karena 95 % umat di dalam gereja adalah orang-orang koor, sehingga setiap nyanyian betul-betul diikuti oleh umat yang hadir. Penulis sebagai dirigen umat dengan organis Amelinda sungguh terkesan dengan partisipasi umat yang begitu mempesona. Tak terbayangkan bila hal ini selalu terjadi setiap sabtu dan minggu di semua gereja Katolik. Umat secara aktif ikut bernyanyi, secara meriah memuji Tuhan. (Hanya kapan ya ?)
Setelah perayaan Misa dan pemberian penghargaan, dilanjutkan dengan ramah-tamah dan makan malam bersama di samping gereja dengan dihibur penyanyi-penyanyi gereja, Esti, Yolita, Ino, dengan iringan keybordis bapak Ongky yang sangat berpengalaman. Bahkan Bapak dan Ibu Agus Yani pun tak ketinggalan menyanyikan lagu semi klasik O Solemio (matahariku) yang merupakan lagu kenangan mereka berdua ketika masih pacaran tahun 50-an.
Paduan Suara Caecilia yang awalnya di dirigeni oleh Ibu Probo (kakak Ibu agus Yani) dan berlatih di Jalan Kahuripan ini, kemudian dilanjutkan oleh Ibu Agus Yani tahun 1976 sampai sekarang. Sebagai paduan suara yang terdiri dari kaum hawa saja , kelompok ini pantas diberi acungan jempol dalam pelayanannya di Paroki HKY. Meski sudah tergolong sepuh-sepuh, namun Ps ini sungguh bisa menjadi contoh bagi koor-koor yang ada. Selain rajin dalam berlatih dan pelayanan misa di gereja yang sebulan sekali dan mengisi pemberkatan pernikahan , PS yang diperkuat lebih kurang 25-30 ibu-ibu ini juga berkali-kali menjadi paduan suara pengisi kekosongan apabila ada kelompok koor yang tiba-tiba berhalangan tanpa sebab yang jelas. Seperti yang disampaikan Bu Parto (sie Paduan Suara) HKY ,”Keberadaan Koor Caecilia ini sungguh perlu menjadi contoh bagi yang lain, saya sangat berterima kasih kepada Koor ini karena sering menjadi jujugan sebagai koor pengganti, bila tiba-tiba misa minggu tidak ada koornya. Bahkan pernah sabtu siang diberitahu, minggu pagi langsung menyanyi di gereja misa pukul 07.15 atau 09.15. Hal ini bukan hanya sekali , dua kali saja, tetapi berulang kali dan bertahun-tahun terjadi.“
Sukses selalu untuk Paduan Suara Caecilia, dan Ibu Agus Yani, Maju terus dalam pelayanan Tuhan memberkati. Semoga langkah yang ditempuh Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya ini memberi inspirasi untuk paroki-paroki yang lain untuk memberikan apresiasi kepada pelayan-pelayan musik gereja yang tentunya bisa menjadi contoh bagi yang lain. Dan semoga keberadaan Paduan Suara Caecilia dan pelayanan Ibu Agus Yani, akan memacu semangat para pelayan musik gereja untuk senantiasa setia , bertekun, dan sabar dalam pelayanan. Ternyata kualitas bernyanyi saja belum cukup untuk mengukur paduan suara bisa dikatakan luar biasa. Namun proses waktu akan juga menentukan paduan suara kita. Masih setia atau tidak. Semoga masih…, melayani dan memuji Tuhan Selamanya. Amin. (Yulius Kristanto, S.S.
-Bidang Musik Liturgi HKY & Komlit KS).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar